CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Thursday, June 21, 2012

Kehidupan di Balik Jeruji Besi

Banyak sekali kehidupan di dunia ini yang tidak aku ketahui semuanya. Banyak sekali dan semuanya di luar dugaanku. Aku bahkan sempat membayangkan hal yang buruk yang terjadi di balik jeruji besi . Penyiksaan, penindasan, dan penganiayaan yang terjadi di dalamnya , dan ternyata aku SALAH BESAR ! Semua yang selama ini aku bayangkan berbalik dari kenyataan yang aku saksikan langsung tadi pagi.
Tadi pagi aku dan teman-temanku membesuk guruku yang terjerat dalam kasus narkoba, dan ini merupakan yang pertama kalinya aku masuk ke Lembaga Permasyarakatan itu. Saat kaki kami melangkah masuk ke tempat-sadis-dan-suram itu, banyak sekali tahanan-tahanan yang memperhatikan kami. Entah apa yang janggal dari kami, kami tidak tau dan jelas itu membuat kami salah tingkah dan malu.
Aku mendapat banyak sekali pengetahuan tentang kehidupan di dalam jeruji besi itu. Awalnya aku mengira para tahanan itu akan berdiam di "tempat tidur" mereka dengan pakaian bergaris-garis khusus tahanan , tapi perkiraanku salah. Aku bahkan sempat mengira beberapa tahanan itu adalah pengunjung seperti aku dan teman-temanku. Cara berpakaian merekalah yang membingungkanku. Ada yang berpakaian celana jeans panjang dan ada yang mengenakan kaos berkerah. Mereka sama sekali tidak mirip dengan status mereka, TAHANAN.
Berbagai macam kasus ada di dalamnya,  dari pengedaran narkoba, perjudian, penjualan obat tanpa ijin resmi, pelarian uang orang, pelarian anak orang, sampai pembunuhan terhadap kekasih sendiri. Yang paling menjanggal dari itu semua adalah kasus penjualan obat tradisional tanpa ijin resmi. Dan kalian tau, tahanan itu tak lain adalah orang RRC. ya..Republik Rakyat China. Tahanan itu duduk sendiri di kantin, tidak ada teman ngobrol. Jelas, karena dia hanya mengerti bahasanya sendiri, sedangkan tahanan-tahanan di dalam jeruji besi itu rata-rata tidak bisa berbahasa Mandarin. Janggal memang. Dari awal aku mengira kalau dia hanyalah seorang pengunjung, dengan pakaiannya yang "tidak kumuh" itu, gayanya, warna kulitnya, dan semua itu membuat aku mengira kalau dia adalah seorang pengunjung yang kaya.
Aku juga mendapat informasi sekilas tentang ibu hamil di dalam penjara. Ya..walaupun anda sedang hamil, sekalipun hakim memutuskan untuk ditahan, anda akan tetap ditahan, bahkan tidak ada belas kasihannya sama sekali. Aku sempat merasa simpati dengan bayi yang katanya baru-baru ini dilahirkan di dalam penjara. Dia dilahirkan dan diurusi oleh polisi yang bertugas di LP tersebut. Dan dia akan dibesarkan oleh keluarganya jikalau ibunya juga dibebaskan. Sadis memang, aku bahkan sempat bingung dengan tempat apa yang akan tertulis di akte kelahiran bayi tersebut nantinya, apakah Lembaga Permasyarakatan?
Kalian tau, ternyata di balik jeruji besi itu, para tahanan itu bisa berwirausaha sendiri. Ada yang berjualan dan ada yang membuka bengkel sendiri. Lucu memang. Tapi itulah kehidupan di dalamnya.
Kata guruku, YANG PUNYA BANYAK UANG, DIA LAH YANG JADI BOS. Dengan uang, apa sih yang ga bisa? Bahkan di dalam penjara sekalipun, dengan memiliki modal uang yang banyak, tahanan itu bisa menjadi bos dan berkuasa. Tapi, bagaimana pun juga, jangan sampai kita menyandang status TAHANAN , karena itu akan memalukan diri kita sendiri. MANTAN NAPI? Siapa yang mao pekerjakan anda? Jangan berharap lebih dari 70%!

Sunday, June 17, 2012

Dia , Pemberi Harapan Kosong.



"Dia menyebutku cinta, tapi dia enggan mencintaiku. Dia menyebutku sayang, tapi dia enggan memberiku status. Dia , pemberi harapan kosong itu."

"Udah, lupain aja.. Itu juga akan berlalu !", ketusnya.
"Tapi...", dengan nadaku yang sedikit gemetar.
"Gada tapi-tapinya, pokoknya kita anggap aja ga pernah ada apa-apa diantara kita"
Aku masih bertahan dengan kakiku yang mulai lemas, aku merasakan nafasku mulai sesak, mataku mulai berkaca-kaca. Dan dia berdiri di depanku dengan kepala menoleh ke samping. Aku merasakannya, dia tidak tega untuk mengatakan kalimat-kalimat yang barusan dia katakan itu, buktinya dia tidak mampu melihat kedua mataku.
"Pergilah, jangan cari aku lagi."
Aku merasakannya lagi, nada suaranya berbeda, aku tau dia tidak sanggup untuk mengatakan kalimat terakhirnya ini. Dan sekarang aku tidak mampu menahan air mataku di pelupuk mata hingga aku menjatuhkannya.
"Tapi kenapa? Apa salahku?"
"Kamu memang tidak salah, Dear. Aku hanya tidak ingin kamu terluka."
"Kamu hanya tidak ingin aku terluka? Apa maksud dari kalimatmu ini? Apa kamu tidak sadar dengan begini kamu malah lebih melukaiku!", dan disini aku merasakan air di pelupuk mata jatuh melewati pipiku dan membasahi wajahku. Aku tidak jelas dengan perasaanku sekarang. Aku bingung! Aku sedih! Aku marah! Aku kecewa!
Dia terdiam sejenak, aku tau banyak yang ingin dia katakan ke aku sekarang, tapi dia tidak sanggup mengatakannya.
"Jangan kamu bilang kalau aku terlalu baik untukmu! Basi!", ketusku.
"Bukan be..."
"Bukan begitu??!! Lalu apa?"
"Aku sudah kembali bersamanya"
"Oh..", aku berusaha tegar untuk menerima kenyataan yang ada.
"Maafkan aku..", lanjutnya.
Dan disini aku tidak mampu mengontrol emosiku.
"Kamu tega!! Apa kamu tau aku melawan segala yang ada hanya demi kamu, aku menjauhi teman-temanku hanya untuk dekat sama kamu! Apa kamu lupa, saat kamu sedih siapa yang menghiburmu? Aku !! Aku yang menghiburmu, aku yang menemanimu! Tapi balasanmu.."
"Tenang dear!! Aku tau aku salah. Aku tau kamu yang menemaniku saat aku putus kemarin, tapi aku ngelakuin ini juga karena ada alasannya!"
Nadanya mulai berbeda. Ada bawaan emosi dan ada perasaan bersalah. Ya. dia merasa bersalah sekarang. Aku tau, aku tau segalanya tentang dia, kecuali hatinya. Aku tidak sanggup untuk menebak hatinya, aku tidak tau apa yang ada dipikirannya. Ini sama saja mempermainkan aku.
Aku masih menikmati gerimis kecil yang dibentuk oleh pelupuk mataku ini. Dan ini semua membuat aku tak sanggup untuk berkata-kata lagi.
"Kamu tau, Kamis kemarin dia sakit, dan dia menghubungiku. Dia memintaku kembali dan aku tidak bisa menolaknya."
"Dan kalau sekarang aku bilang aku sakit dan memintamu untuk putus dengan dia, apa kamu bisa? Aku tau itu cuma alasanmu!", sambungku. Lagi-lagi aku terluka karena dia untuk yang kedua kalinya.
"Aku terluka sekarang, aku sakit, apa kamu bisa menghibur dan menemaniku seperti yang aku lakukan kepadamu?" , lanjutku.
"Yang ada kamu akan semakin terluka, Mika", jawabnya dengan cepat.
Dan tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang hangat sedang merangkulku sekarang. Kedua lengannya yang besar itu.. Dia memelukku. Dan aku bisa merasakan bajunya yang mulai basah karena air mataku. Aku tidak sanggup nerima semua ini begini saja. Aku tidak sanggup untuk membiarkan dia pergi.
"Kita hanya terbawa perasaan saja. Lupakan yang telah kita lalui di beberapa minggu itu. Kamu pasti bisa, dan kamu pasti akan menemukan yang lebih baik dari aku", ucapnya.
Tangisku semakin menjadi. Aku benar-benar bodoh. Jelas-jelas dia tidak pernah ada perasaan sama aku, tapi aku berharap terus sama dia.
"Menangislah, aku tau kamu tidak sanggup nerima semua ini. Cepat atau lambat semuanya akan berlalu, Mika", dan sekarang aku merasakan telapak tangganya yang lembut itu menyentuh rambutku.
"Tapi kenapa.. Kenapa kamu ngelakuin semua ini sama aku? Kamu bahkan seolah-olah memberiku harapan di beberapa minggu itu, kamu bahkan sempat memanggilku sayang."
"Aku tau aku salah. Maafkan aku. Pergilah.. Aku tau ada seseorang yang sedang menunggumu disana, dan seseorang itu jauh lebih baik dari aku", dia melepaskan rangkulannya dan menatapku dalam-dalam.
"Kembalilah kalau kamu terluka, aku akan menunggumu Jun", aku mengucapkan kalimat bodoh itu lagi, kalimat yang jelas-jelas akan melukaiku lagi.
"Jangan, jangan tunggu aku, nanti aku tidak akan bebas bergerak kalau ada kamu yang sedang nungguin aku", dia kembali memelukku. "Kenapa orang baik seperti kamu harus bertemu dengan orang jahat seperti aku?", lanjutnya.
"Tuhan ingin aku mengenal orang yang salah sebelum aku temukan orang yang tepat untukku".
Dan sekarang aku bisa melihat kepergiannya. Dia pergi bersama perempuan itu. Mereka bergandengan tangan dan aku terluka disini.


withlove,
Jemikangelia ♥

Wednesday, June 13, 2012

Untuk Pemilik Asli dari Mainan Pinjaman

baca sebelumnya: Untuk Mainan Pinjaman

Hai Pemilik Asli, apa kabar kamu disana? Bagaimana dengan Mainan yang kamu pinjamkan ke aku selama 4 bulan itu? Apa dia baik-baik juga? Sudah seminggu lebih dia kembali bersamamu, aku yakin dia jauh lebih baik dan nyaman sekarang. Aku senang karena aku sudah tidak ada beban lagi, tapi jujur kadang aku merindukannya. Memang menyakitkan kalau sampai kita mengingini barang milik orang lain.
Sebenarnya aku punya pertanyaan untukmu Pemilik Asli, kenapa waktu itu kamu membuang Mainan dan mengambilnya kembali terus membuangnya lagi dan sekarang kamu mengambilnya lagi? Kalau dipikir-pikir pertanyaan seperti ini tidak pantas untuk ditanyakan, karena sudah jelas dia hanya mainan, tentu kamu mampu melakukan hal semacam itu terhadap dia. Tapi aku kasian melihatnya diperlakukan begitu. Mainan memang hanyalah mainan, dia tidak mampu mengontrol dirinya, dia hanya butuh tempat untuk dijaga dan dimainkan. Udah berapa kali kamu ngelakuin itu ke dia? Setahuku sudah 2 kali kamu memperlakukannya begitu. Kenapa aku tahu? Karena aku yang memungut dan membersihkannya saat kamu membuangnya. Apa kamu pernah marah sama aku? Aku yakin kamu pernah, bahkan cemburu. Sudahlah, lupakan yang lalu, toh aku tidak salah karena sudah memungut dan membersihkan mainanmu itu, yang ada malah kamu harus berterimakasih sama aku.
Sebenarnya aku juga kerepotan dengan kelakuanmu ini, Pemilik Asli. Apa kamu sadar? Saat kamu membuang Mainan, kebetulan saat itu juga aku menemukannya di tengah jalan. Dia kotor dan kusam, dan tentu aku tidak tega melihatnya, maka aku memutuskan untuk membersihkannya. Walau pun kadang kalau dipikir-pikir aku juga salah, salah karena mau memungutnya. Sok kah aku? Aku rasa bukan, aku tidak sok, aku cuma kasihan melihatnya.
Apa kamu tahu, selama kurun waktu beberapa bulan itu, Mainan mengaku betah dengan aku, dia bahkan sangat berharap untuk menjadikan aku Pemilik Aslinya, bukan sekedar Peminjam. Tapi aku sadar, dia sedang terluka, dan apa yang diharapkannya hanyalah bawaan suasana dan keadaannya saat itu.
Awalnya aku berencana untuk membersihkannya dan membiarkan dia kembali seperti "baru" lagi dengan perlahan seiring berjalannya waktu dan baru aku siap untuk menjadi Pemilik Aslinya, tapi siapa sangka ternyata Mainan jauh lebih nakal dan kejam dari aku dan kamu? Ya, dia kejam dan tega, tapi hanya terhadapku, bukan terhadapmu. Kamu tahu, saat untuk kali keduanya kamu membuangnya, dia masih sempat mengatakan ini ke aku, aku takut dia sedih. Takut? Khawatir? Apa yang perlu dikhawatirkan, toh kamu juga tidak peduli sama dia waktu itu, iya kan? Tapi aku yakin dia tidak pernah mengucapkan kalimat itu ke kamu, dengan "dia" adalah aku, aku takut dia sedih, aku takut dia terluka, aku yakin kalimat itu tidak pernah dia ucapkan sekalipun ke kamu saat dia kembali bersamamu lagi, bahkan dalam hatinya pun aku yakin tidak pernah terbisik kalimat itu. Dia memang kejam, bahkan dia lupa dengan harapan pertamanya saat berjumpa denganku, kalau dia ingin aku menjadi Pemilik Aslinya. Dan bahkan di ujung cerita, Mainan menganggap aku hanyalah cadangan, yaa Pemilik Cadangan.
Tapi pada akhirnya aku sadar kalau aku tidak perlu marah dengan situasi ini, toh dia hanyalah mainan, apa yang perlu dimarahin? Tidak ada. Apa yang perlu ditangisin saat dia kembali bersamamu? Tidak ada. Apa yang perlu disesalin? Banyak dan dia perlu tahu itu.


Sincerely,
peminjam 4 bulan, Jemika Angelia

Tuesday, June 12, 2012

Mantan 8 Tahun Yang Lalu


12 Juni 2012
Selamat Ulang Tahun, ...


harus bagaimana aku memanggilmu? Sayang, dear, honey, atao bebi seperti yang aku lakukan 8 tahun lalu? Atau kawan lama? Atau mantan? Aku tau aku tidak pantas untuk memanggilmu dengan panggilan hangat seperti layaknya sepasang kekasih. Sudah lama sekali, aku merindukan "kata" itu terucap dari bibirku dan bibirmu.
Sesosok manusia yang terlahir tepat 28 tahun yang lalu. Sesosok manusia dengan wajah yang putih dan mata yang sipit yang mampu membuatku terpesona. Apa kamu tambah tinggi sekarang? Dulu aku memang lebih pendek 5 cm darimu, tapi aku tidak yakin dengan sekarang. Dan aku yakin sekarang kamu pasti tambah putih dan makin cakep. Aku merindukan sosok 8 tahun lalu ini, sosok yang selalu menghangatkan hari-hariku. Dimana kamu sekarang? 1 tahun belakangan aku berusaha menghubungi semua sarana yang bisa aku hubungi hanya untuk mencarimu, tapi sia-sia. Aku benar-benar kehilangan kontak denganmu.
Ada 1 pertanyaan yang masih terus bergejolak di dada ini, apa kamu sudah merid? Kamu pernah bilang kalau kamu ingin menikah di usiamu yang ke 28, dan tepat hari ini kamu genap 28 tahun. Oh ya, kamu jangan heran kalau aku masih mengingat tanggal ultahmu, karna bagiku segala sesuatu yang berhubungan denganmu adalah sesuatu yang wajib aku ingat, tapi kewajiban itu tidak menyiksaku. Aku masih ingat kamu suka makan es krim rasa vanila bercampur coklat, kamu suka minum PEPSI, makanan kesukaanmu steak ayam, kamu suka dengan kerapian terlebih dalam berpakaian, kamu akan mendengar lagu yang slow ketika kamu sedih, dan ketika kamu sedih kamu lebih memilih untuk menyendiri. Aku masih ingat itu semua. Aku benar-benar ingin kembali ke masa-masa itu.
Aku masih menyimpan kotak musik yang kamu hadiahkan ke aku saat ulangtahunku yang ke 19. Satu kalimatmu yang terucap di saat itu , dengarlah kotak musik ini ketika kamu sedih , maka dengan otomatis kamu akan mengingatku dan kamu tidak akan bersedih lagi. Dan aku bahkan lupa sudah berapa ratus kali aku membuka dan mendengarkan kotak musik itu 8 tahun belakangan ini, tapi kesedihan ini tetap menyelimuti. Aku merindukanmu, benar-benar merindukanmu.
Aku sering berpikir, apa gunanya Pancasila kalau kita tidak mampu menyatukan perbedaan-perbedaan kita. Apa tulisan Bhinneka Tunggal Ika cuma sebuah hiasan di kaki burung Garuda itu? Aku memegang rosarioku dan kamu memegang dupamu. Aku berdoa di gereja dan kamu bersembahyang di klenteng. Apa ada yang salah dikala kita bisa bersatu? Jika memang Pancasila itu berlaku, kenapa kita harus mempermasalahkan perbedaan agama itu? Toh pada akhirnya kita hanya ada satu Tuhan.
Pertanyaan-pertanyaan itu masih terus mengusik hari-hariku. Aku benar-benar tidak rela jika kita harus berpisah hanya karena masalah agama. Apa salahnya, buktinya orangtuaku bisa bersatu selama 30 tahun dengan agama yang berbeda. Aku tahu jalan pikiran kita berbeda, tapi andai saja waktu itu kamu mau menutup segala perbedaan yang ada, mungkin hari ini kamu akan melamarku dan mengharapkan aku untuk menjadi ibu dari anak-anakmu.

Selamat ulang tahun, sekali lagi..
ingat-ingatlah aku, Angelia yang selalu menjadi angel di hari-harimu 8 tahun lalu :)

Friday, June 8, 2012

Pertemuan Setengah Jam yang Berarti


Dear you, yang memiliki mata sipit di balik kacamata berbingkai hitam itu

Berkali-kali aku mencoba untuk membayangkan wajah putihmu itu, dengan ingatanku pada pertemuan pertama kita, 2 bulan yang lalu. Tapi malam itu aku tidak perlu mencoba untuk membayangkan wajahmu yang putih itu, mata sipit itu, dan kacamata berbingkai hitam itu. Aku melihat sosokmu dengan jelas. 24 Mei, malam dimana kegembiraan di hati ini tidak bisa diungkapkan. Berbagai macam perasaan yang berhubungan dengan kebahagiaan, itulah yang aku rasakan saat itu.

Dear you, yang memakai baju putih seputih wajahmu bercampur biru sebiru cintamu

Pertemuan yang singkat, tapi ntah kenapa setiap kejadian di malam itu aku masih mengingatnya. Kamu terus menelponku saat aku di dalam gereja. Dan sepulang gereja aku langsung beranjak ke tempat yang udah kita janjikan untuk bertemu, rumah teman. Aku masih ingat kalau aku hampir tersesat ketika menelusuri belokan lorong-lorong untuk menuju rumahnya, ah andai letak rumahnya selurus cintaku padamu, pasti akan sangat mudah aku menemukannya, pikirku. Dan untuk kedua kalinya aku melihatmu mengenakan baju itu. Saat aku melihatmu melintasi jalan depan rumahku, dan sekarang aku melihatmu tepat melintas di depan mataku. Baju yang sedang ngetrend di kalangan anak muda, baju yang bertuliskan ZARA.

Dear you, yang memainkan game sambil memutar lagu It Ends Tonight

Masih dalam kecanggungan dan keseganan masing-masing. Aku malu menatapmu, dan kamu malu melihatku. Dan kamu memutuskan untuk bermain game dan aku asik berbincang dengan tuan rumah. Satu hal yang membuat aku senang, kamu memutarkan lagu It Ends Tonight, lagu yang mengingatkanmu padaku, katamu.

Dear you, pemberi Angry Bird dan Komik Lucu itu

Aku punya tujuanku sendiri dan kamu punya tujuanmu sendiri, tapi toh pada akhirnya tujuan kita cuma satu, bertemu. Berkali-kali kamu mengajakku untuk bertemu tapi aku menolak, karna aku harus was-was dengan status yang kamu sandang. Dan disini aku mengira kamu single, maka aku memutuskan untuk bertemu denganmu. Kamu memberiku oleh-oleh dari kunjunganmu ke Pontianak, Angry Bird biru dan Komik Lucu itu. Aku suka dengan buah tanganmu itu. Dan aku masih ingat, kamu bilang Angry Bird biru itu seperti aku, lugu tapi mematikan. Aku tidak begitu ngerti dengan maksudmu, tapi malam itu aku memilih untuk berpikir ke arah yang positif.

Dear you, pemilik hatiku

Thanks buat oleh-olehnya, hanya itu yang bisa aku katakan saat itu. Tanpa kamu ketahui kalau aku punya berbagai kalimat yang ingin aku ucapkan saat itu, tapi rasa malu dan canggung ini membuatku menutup mulut ini erat-erat. Kamu yang aku suka, kamu yang aku sayang, kamu yang membuat hari-hariku penuh warna, dan kamu pemilik hatiku.

Friday, June 1, 2012

Untuk Mainan Pinjaman yang Sudah Kembali ke Pemilik Aslinya

Hey, apa kabar kamu disana, mainan yang kupinjam 4 bulan?
Kamu pasti baik-baik aja dengan pemilik aslimu sekarang.
Lebih nyaman mungkin.
Banyak sekali yang ingin aku katakan ke kamu sekarang.
Banyak, dan kamu jangan ber-gederasa, ini bukan soal luka atao sakit, ini soal kebahagiaan.
4 bulan memang bukan waktu yang singkat, tapi aku belajar banyak hal.
Aku mulai tahu dan sadar kalau kamu memang hanya sebuah MAINAN.
Mungkin bagi kamu, aku CADANGAN kamu, tapi apa kamu sadar, mainan jauh lebih tidak berarti daripada cadangan?
Bagaimana tidak, aku cadanganmu, berarti sekali waktu aku dibutuhkan saat yang originalnya rusak.
Sedangkan kamu? Kamu hanyalah sebuah mainan, mainan yang sama sekali tidak ada artinya.
Aku bahkan sempat berpikir untuk merusaknya saat aku masih memiliki status PEMINJAM.
Tapi aku tahu diri, itu barang orang lain, dan aku harus mengembalikannya dengan utuh ke pemilik aslinya.

Mainan yang tak lekang dari permainan.
Ya, itulah kamu.
Kapan aku dijodohkan?
Ini bukan lagi jamannya batu atau jamannya Siti Nurbaya, ini jamannya teknologi canggih, jamannya Hollywood.
Mana ada yang namanya perjodohan, dan aku tidak pernah mengatakan kalau aku dijodohkan.
Kamu nya saja yang berlebihan, berpikir sampai ke situ.
Kapan aku menangis berjam-jam untukmu? Semalam?
Masih tetap mainan yang bisa aku mainkan.
Jangan ngarep air mata ini turun untukmu lagi.
Jujur, dari semalam sejak aku tahu kamu kembali ke pemilik aslimu itu, aku merasa seolah-olah bebanku hilang semua.
Nangis? Jangan percaya kata-kataku, Mainan.
Aku sama sekali tidak nangis.
Kamu hanya mainan, bagaimana mungkin aku mau bersamamu?
Apalagi kamu hanya mainan pinjaman, jangan harap aku mau menjadikanmu "mainan milikku", ga akan mungkin.

Jujur , sebenarnya aku lucu melihat kamu.
Kamu mau aja dibuang ke tengah jalan, dan dipungut oleh aku, tapi kemudian kamu jalan pulang sendiri ke rumah pemilik aslimu.
Ini bukan sekali saja, tapi ini uda sampai berkali-kali.
Mana harga diri kamu?
Ditinggalkan dan dibuang saat tidak dibutuhkan.
Tapi kamu diambil dan diterima kembali saat kamu dibutuhkan.
Kasian aku melihat kamu.
Aku doain moga kali ini kamu tidak ditinggalkan dan dibuang lagi ya :)
Karna kalau itu terjadi, tidak ada lagi yang akan memungut dan membersihkanmu seperti yang aku lakukan dahulu.
Jaga baik-baik dirimu dan jangan sakiti pemilik aslimu :)


Sincerely,
orang yang memungut dan membersihkanmu ketika kamu dibuang,
Jemika Angelia

Wednesday, May 30, 2012

Bahkan menangis pun aku tak mampu

terlalu banyak perasaan yang berkecamuk di hati ini
bahkan menangis pun aku tak mampu
aku ingin menangis
karna aku tao, menangis adalah partner yang bisa buat aku lebih lega
sesak untuk memendamnya di hati ini, hati yang terlalu polos

merindukanmu adalah kerjaanku
kerjaan yang menyakitkan
tapi disaat kalimat itu terucap, kamu berubah
kamu menjauhiku tanpa alasan yang jelas
semuanya tersirat dari yang bisa aku rasakan

aku sudah sering sakit karnamu,
tapi hati kecil ini masih terus menyebut namamu
bodoh ataukah setia?
aku tidak tahu, yang ingin aku ketahui sekarang
hanyalah perasaanmu ke aku.

apa pantas aku yang terus membujukmu ketika kamu marah?
apa pantas kamu berlaku seperti itu?
apa pantas kamu terus melukai hati ini dengan segala ketidaksengajaan yang kamu sengajakan?
dan jawaban dari hati kecil ini hanya satu
kamu tidak pantas untuk marah padaku !

aku selalu menyesal dengan segala tindakan yang aku lakukan demi cinta
ya, aku bodoh
terlalu bodoh hingga menjebakkan diriku sendiri ke luka yang tidak pantas aku rasakan.

aku selalu berkata dalam hati ini

Cinta adalah pemujaan..
Bagaimana mungkin orang yang memujamu menyakitimu?
Pikirkan baik-baik akan cintamu itu, Jem